Berita Baru Klik Di bawah ini

Berita Terbaru Klik di bawah ini

Pages

Kamis, 21 April 2011

Hewan Pemakan Manusia Terganas

8. Kesagake

Tercatat binatang liar paling berbahaya di Jepang
adalah Giant Hornet Jepang, yang membunuh
rata-rata 40 orang per tahun. Namun, predator
terbesar, dan paling kuat ditanah Jepang adalah
Bear Brown, dan mungkin yang paling brutal
dalam sejarah adalah serangan beruang yang
terjadi di desa Sankebetsu, Hokkaido, pada tahun
1915.
Pada saat itu, Sankebetsu adalah sebuah desa
pertama dengan penduduk yang sangat sedikit
dan berada di daerah liar. Kawasan itu dihuni oleh
beruang coklat, termasuk beruang jantan raksasa
yang dikenal sebagai Kesagake.
Dahulu, Kesagake datang ke Sankebetsu untuk
memakan jagung panen penduduk setempat.
Terasa menjadi gangguan, dia ditembak oleh dua
penduduk desa dan melarikan diri ke
pegunungan, ia dilaporkan terluka. Para
penduduk desa percaya bahwa, setelah ditembak,
beruang akan takut pada manusia dan menjauhi
tanaman panen. Namun mereka salah.
Pada tanggal 9 Desember 1915, Kesagake muncul
lagi. Dia memasuki rumah keluarga Ota, di mana
istri petani sedang merawat bayinya sendirian.
Beruang itu menyerang bayi, membunuh bayi,
lalu mengincar sang istri petani.
Dia mencoba membela diri dengan melemparkan
kayu bakar ke binatang itu, namun akhirnya
Kesagake menyeretnya ke hutan. Ketika orang-
orang datang, mereka menemukan lantai dan
dinding yang berceceran darah.
Tiga puluh orang pergi ke hutan, bertekad untuk
membunuh beruang dan menyelamatkan wanita
malang itu. Mereka menemukan Kesagake dan
menembaknya lagi, tetapi mereka gagal untuk
membunuhnya.
Hewan itu lari dan mereka menemukan sebagian
tubuh wanita yang telah dimakan terkubur di
bawah salju, di mana beruang telah menyimpan
tubuh wanita tersebut untuk dikonsumsi nanti.
Beruang itu kemudian kembali ke peternakan
keluarga Ota, dan penjaga bersenjata dikirim
untuk berjaga-jaga akan serangan Kesakage. Tapi
strategi ini meninggalkan celah di rumah lain yang
tidak terlindungi, dan Kesagake mengambil
keuntungan dari celah ini, menyerang rumah
keluarga pelaku Curanmor Miyoke dan semua
orang di dalamnya.
Meskipun beberapa orang berhasil melarikan diri,
dua anak tewas dan begitu juga seorang wanita
hamil, yang menurut saksi yang selamat,
memohon untuk kehidupan bayi yang
dikandungnya kepada sang predator.
Tentu saja, itu semua sia-sia, Kesagake
membunuhnya juga. Ketika penjaga menyadari
kesalahan mereka dan kembali ke rumah Miyoke,
mereka menemukan mayat dari dua anak, wanita
dan janin yang dikandungnya semua tergeletak
disekitar darah yang menutupi lantai.
Hanya dalam dua hari, Kesagake telah
membunuh enam orang. Para penduduk desa
ketakutan dan sebagian besar penjaga
meninggalkan pekerjaan mereka karena takut.
Seorang pemburu beruang terkenal, diberitahu
tentang kejadian tersebut, dan ia mengidentifikasi
beruang tersebut sebagai Kesagake dan
memberitahu bahwa beruang itu benar-benar
mengincar desa Sankebetsu.
Pada awalnya ia menolak untuk berpartisipasi
dalam perburuan, tetapi akhirnya dia bergabung
dengan grup dan dia adalah salah satu orang
yang akhirnya berhasil membunuh Kesagake.
Beruang itu berukuran hampir tiga meter dengan
berat 380 kg. Jenazah manusia ditemukan di
perutnya. Insiden mengerikan tidak berakhir di
sana, beberapa orang yang selamat dari serangan
meninggal karena luka-luka. Salah satu korban
tenggelam di sungai.
Daerah ini segera ditinggalkan oleh penduduk
desa dan menjadi sebuah kota hantu. Bahkan
sampai saat ini, insiden Sankebetsu tetap menjadi
serangan binatang terburuk dalam sejarah
Jepang, dan salah satu yang paling brutal dalam
sejarah.
7. The New Jersey Shark

Serangan-serangan hiu terjadi pada tahun 1916,
pada waktu itu sedikit yang mengetahui tentang
jenis hiu yang menyerang, dan beberapa
ilmuwan bahkan mengklaim bahwa hiu itu tidak
berbahaya sama sekali.
Ini adalah salah satu dari sangat sedikit kasus
nyata ‘hiu makan orang’ yang dikenal sebagai
serangan hiu dan sebagian besar mengenal
sebagai insiden yang terisolasi.
Itu semua terjadi di sepanjang pantai New Jersey,
korban pertama adalah seorang pria muda
bernama Charles Vansant yang diserang di air
yang sangat dangkal saat berenang dengan
anjing kesayangannya, beberapa orang,
termasuk keluarganya, menyaksikan serangan
tersebut, dan penjaga pantai bergegas untuk
menyelamatkan pemuda itu.
Hiu itu sangat ulet dan tampaknya mengikuti
pergerakan penjaga pantai yang berjaga di pantai.
Gigi Hiu sudah memutus arteri femoralis Vansant
dan salah satu kakinya dicabik hiu tersebut, ia
mengeluarkan banyak darah dan akhirnya mati
ditempat sebelum ia bisa dibawa ke rumah sakit.
Lima hari kemudian, orang lain, Charles Bruder,
diserang oleh ikan hiu yang sama saat berenang
jauh dari pantai. Pada awalnya dilaporkan oleh
saksi bahwa perahu merah telah terbalik, dalam
kenyataannya, ‘perahu merah’ adalah sebuah
perahu yang bersimbah darah Bruder.
Hiu itu menggigit putus kakinya. Ia diseret
kembali ke pantai, di mana tubuhnya yang
hancur tampaknya menyebabkannya pingsan,
tapi sudah terlambat, ia sudah mati pada saat ia
sampai ke pantai.
Walaupun hiu telah terlihat selama beberapa hari,
ilmuwan yang diberitahu mengenai serangan ini
mengklaim bahwa itu bukan serangan hiu, dan
mengatakan bahwa pelakunya mungkin ikan
paus pembunuh atau kura-kura laut.
Serangan berikutnya terjadi bukan di laut, tetapi
dalam sebuah sungai dekat kota Matawan. Sekali
lagi, orang melaporkan melihat hiu di sungai, tapi
mereka diabaikan, sampai pada tanggal 12 Juli,
seorang bocah berusia sebelas tahun diserang
saat berenang dan diseret kebawah air.
Beberapa warga kota bergegas ke sungai, dan
seorang pria bernama Stanley Fisher terjun ke air
untuk menemukan sisa-sisa anak itu, tapi dia juga
diserang oleh hiu dan meninggal karena luka-luka
yang disebabkan serangan hiu.
Korban terakhir adalah anak muda, hampir 30
menit setelah serangan terhadap Stanley Fisher.
Meskipun ia terluka parah, ia adalah satu-satunya
korban yang selamat.
Pada tanggal 14 Juli seekor hiu putih raksasa
betina ditangkap di Teluk Raritan dekat kota
Matawan. Dikatakan bahwa jenazah manusia
ditemukan di perutnya. Tapi, meskipun hiu
tersebut dikira sebagai pemakan manusia, tidak
semua orang yakin akan dugaan tersebut .
Saat ini, ilmuwan percaya bahwa meskipun hiu
putih raksasa mungkin adalah pelaku atas dua
serangan pertama, serangan sungai Matawan
mungkin dilakukan Bull Shark. Berbeda dengan
hiu putih, Bull shark dapat bertahan hidup di air
tawar, dan merupakan spesies yang sangat
agresif, yang dianggap oleh sebagian orang
sebagai hiu yang lebih berbahaya daripada hiu
putih.
Meskipun demikian, ini adalah awal dari reputasi
mengerikan Hiu Putih sebagai pemakan manusia.
Setelah dikonfirmasi bahwa serangan Jersey
adalah perbuatan hiu, hiu menjadi pemakan
manusia dalam sejarah.
Insiden tersebut menginspirasi novel yang paling
terkenal dari Peter Benchley, Jaws, yang
kemudian diadaptasi menjadi sebuah film oleh
Steven Spielberg. Bahkan saat ini, banyak orang
yang setelah melihat film takut untuk pergi ke
dalam air laut, dan semuanya dimulai pada tahun
1916.
6. The Bear of Mysore

Meskipun Sloth Bear sering menganiaya
penduduk di India, mereka sangat jarang sekali
memakan korban. Bahkan, mereka sama sekali
jarang memakan daging, dan lebih memilih untuk
memakan rayap dan buah-buahan, dan sangat
menyukai madu. Namun, ada seekor Sloth Bear
jahat yang menjadi pembunuh.
Ada beberapa cerita yang sangat aneh tentang
asal-usul dari Mysore Killer Bear, beberapa orang
mengatakan bahwa beruang ini adalah seekor
pejantan dan awalnya ia menculik seorang gadis
untuk dijadikan pasangannya. Gadis itu
diselamatkan oleh warga desa dan beruang
dimasukan kedalam lubang penyiksaan.
Versi lain mengatakan bahwa beruang ini adalah
singa betina yang telah dibunuh oleh manusia,
dan ia menjadi pembunuh untuk membalas
dendam. Namun, sebagian besar ahli sekarang
percaya bahwa beruang itu mungkin terluka oleh
manusia, dan hasilnya menjadi agresif.
Beruang itu menyerang tiga lusin orang di negara
Mysore India. Ciri khas Bear Sloth, ia akan
merobek wajah korban dengan cakar dan gigi
tajamnya, dan mereka yang selamat sering
dibiarkan rusak.
12 dari korban meninggal, tiga dari mereka
dimakan, sesuatu yang sangat tidak biasa.
Beruang itu akhirnya dibunuh oleh Kenneth
Anderson, seorang pemburu yang terkenal,
walaupun binatang itu awalnya sangat sulit
ditaklukan.
5. The Beast of Gevauden

Salah satu pemakan manusia paling terkenal,
serta yang paling misterius dari semua yang
pernah ada. Binatang ini meneror provinsi
Gevauden, Perancis 1764-1767.
Meskipun sering diakui sebagai serigala besar
yang luar biasa, faktanya binatang ini tidak pernah
benar-benar berhasil teridentifikasi. Dikatakan lebih
besar daripada serigala normal, dengan warna
bulu kemerahan dan bau tak tertahankan, serta
gigi lebih besar daripada serigala normal.
Makhluk ini membunuh korban pertama (seorang
gadis muda) pada bulan Juni 1764. Ini adalah
yang pertama dari serangkaian serangan yang
sangat tidak biasa, di mana binatang ini memburu
manusia sebagai target utamanya dan
mengabaikan hewan ternak dan domestik.
210 manusia diserang, 113 korban meninggal, dan
98 yang dimakan olehnya. Serangan itu begitu
sering dan brutal. Banyak yang percaya bahwa
makhluk ini adalah setan yang diutus oleh Tuhan
sebagai hukuman, yang lain mengira itu adalah
garou-loup, manusia serigala.
Meskipun pandangan mainstream menyebutkan
bahwa ‘Binatang’ itu mungkin hanya serigala
besar (atau beberapa serigala, karena beberapa
laporan menyebutkan dua binatang bukan satu),
kenyataannya tetap bahwa deskripsi makhluk
tersebut tampaknya tidak cocok dengan serigala
Eropa normal, yang dikenal orang pada saat itu.
Beberapa ahli percaya bahwa binatang ini
mungkin berevolusi menjadi hyena. Hyena
sebenarnya predator yang sangat kuat dan
mereka sering memangsa manusia di Afrika dan
beberapa bagian Asia.

4. The Ghost and the Darkness

Pada tahun 1898, Inggris memulai konstruksi
jembatan kereta api di atas sungai Tsavo di
Kenya. Sembilan bulan berikutnya, para pekerja
kereta api yang malang menjadi target dari dua
singa pemakan manusia.
Singa ini sangat besar, dengan ukuran panjang
lebih dari 3 meter. Pada awalnya, kedua singa
menyeret orang-orang dari tenda pekerja,
menyeret mereka ke semak-semak dan melahap
mereka di malam hari.
Namun mereka menjadi lebih menakutkan,
mereka bahkan tidak akan menyeret korban
mereka jauh dan akan memulai makan daging
mereka hanya beberapa meter dari tenda.
Ukuran mereka, keganasan dan kelicikan mereka
begitu luar biasa hingga masyarakat pribumi
banyak yang mengira bahwa mereka bukanlah
singa, melainkan setan, atau mungkin reinkarnasi
dari raja-raja lokal kuno yang berusaha untuk
mengusir penjajah Inggris.
Dua ekor singa pemakan manusia ini berjuluk The
Ghost dan The Darkness. Pekerja begitu takut dan
ratusan dari mereka melarikan diri dari Tsavo.
Pembangunan jembatan kereta api itu dihentikan,
tidak seorang pun ingin menjadi korban
berikutnya sang “singa setan”.
Akhirnya, Chief Engineer yang bertanggung
jawab atas proyek kereta api tersebut, John Henry
Patterson, memutuskan satu-satunya solusi
adalah membunuh sang singa setan yang sangat
mengganggu proyek.
Dia hampir saja terbunuh oleh si singa, tetapi
akhirnya, ia berhasil menembak singa yang
pertama pada bulan Desember 1989, dan dua
minggu kemudian, ia berhasil menembak yang
kedua.
Tercatat , singa telah membunuh 140 orang.
Patterson juga menemukan sarang sang
predator, sebuah gua dekat tepi sungai Tsavo,
yang berisi banyak sisa-sisa korban manusia,
serta potongan pakaian dan ornamen.
Gua ini masih ada hari ini. Meskipun banyak
tulang yang telah diangkat, dilaporkan masih
banyak tulang yang masih berada di dalam.
Beberapa ahli baru-baru ini mengklaim bahwa
singa hanya makan sekitar 35 korban manusia.
Tapi ini bukan berarti mereka tidak membunuh
banyak orang, seperti pemakan manusia yang
lain, mereka dilaporkan sering membunuh
bahkan ketika tidak lapar.
Saat ini, sang pemakan manusia ini dapat dilihat di
Museum Field di Chicago, dan pemerintah Kenya
telah menyatakan minatnya untuk membangun
sebuah museum yang didedikasikan sepenuhnya
untuk mereka.
3. The Panar Leopard

Macan tutul adalah ‘kucing besar’ yang terkecil,
tapi itu bukan berarti mereka kurang mematikan
daripada ‘kucing’ yang lebih besar. Soal fakta,
macan tutul mungkin merupakan predator tertua.
Bekas gigitan macan tutul telah ditemukan dalam
fosil tulang hominid, menunjukkan bahwa kucing
ini sudah memakan nenek moyang kita yang
hidup pada lebih dari tiga juta tahun yang lalu.
Tapi walaupun ada macan tutul dewasa yang
mungkin akan melihat manusia sebagai mangsa
yang cocok dalam situasi yang tepat, hanya
beberapa dari mereka menjadi ‘pemakan
manusia’ sebenarnya yang lebih memilih daging
manusia atas makanan lainnya.
Macan tutul pemakan manusia paling mematikan
sepanjang masa adalah macan tutul Panar. Macan
tutul jantan ini tinggal di daerah Kumaon India
pada abad 20 awal. Ia merupakan macan yang
paling aktif di provinsi Panar, di mana dia
membunuh lebih dari 400 orang, menjadi
pemakan manusia kedua paling produktif dalam
sejarah.
Tampaknya macan tutul ini telah tersaingi oleh
pemburu, dan tidak dapat berburu binatang liar,
sehingga berpaling kepada manusia sebagai
mangsanya untuk bertahan hidup.
Ia akhirnya dibunuh oleh pemburu dan aktivis
lingkungan hidup yang terkenal, Jim Corbett, pada
tahun 1910. Walaupun macan tutul Panar adalah
yang paling terkenal, ada pemakan manusia lain
yang juga ditakuti.
Pemakan manusia-Kahani, tercatat, menewaskan
lebih dari 200 orang, dan pemakan manusia -
Rudraprayag, yang mengintai dan membunuh
peziarah yang sedang dalam perjalanan ke
sebuah kuil Hindu, menewaskan 125 orang,
sebelum dia juga ditembak oleh Jim Corbett.
Lebih kecil, lebih lincah dan beberapa orang
mengatakan, lebih licik dari singa atau harimau,
macan tutul dianggap sebagai binatang paling
mematikan di dunia oleh pemburu ulung. Salah
satu dari mereka mengklaim bahwa jika macan
tutul ukurannya sama seperti singa, mereka akan
sepuluh kali lebih berbahaya.
2. The Champawat Tigress

Selama abad 19 akhir, di antara kawasan Nepal ke
Himalaya pernah diteror oleh pemakan-manusia
paling terkenal dan produktif dari semua yang
pernah ada. Pria, wanita dan anak-anak, mereka
disergap di hutan olehnya.
Serangan itu begitu sering dan begitu mematikan
sehingga lagi-lagi orang menganggap binatang itu
sebagai setan, dan bahkan hukuman dari para
dewa. Pelakunya adalah harimau Bengal yang
telah ditembak oleh pemburu. Dia berhasil
melarikan diri, tetapi peluru telah menanggalkan
dua taring nya.
Kesakitan yang konstan, dan tidak dapat berburu
mangsa yang biasa, harimau betina itu menjadi
pembenci dan pemakan manusia. Jumlah korban
dari harimau betina ini mencapai 200.
Para pemburu dikirim untuk membunuh
binatang ini, tapi dia terlalu licik dan jarang terlihat
oleh mereka. Akhirnya, pemerintah Nepal
memutuskan untuk menyelesaikan problema
yang cukup besar itu dan mengirim Tentara
Nasional untuk membunuh sang kucing
pembunuh.
Selain kasus binatang Gevauden(daftar 5), ini
mungkin satu-satunya dalam sejarah ketika
tentara dianggap perlu untuk berurusan dengan
binatang pemakan manusia. Tapi mereka gagal
menangkap si harimau betina ini.
Harimau ini akhirnya terpaksa meninggalkan
wilayah dan ia menyeberangi perbatasan India, ke
daerah Champawat dimana ia melanjutkan
“ pemburuan manusia nya.
Dilaporkan bahwa setiap sehabis memakan
manusia, dia akan menjadi lebih berani dan lebih
menakutkan, dan akhirnya, ia mulai menyerang
di siang hari dan berkeliaran di sekitar desa.
Penduduk tidak akan berani meninggalkan
pondok mereka untuk bekerja, karena mereka
bisa mendengar suara auman sang pembunuh di
hutan yg menunggu mereka.
Tetapi pemakan manusia ini bernasib sama, pada
akhirnya, satu orang memutuskan untuk
mengakhiri pemerintahan sang harimau betina.
Orang ini bernama Jim Corbett, yang (ironisnya)
akan menjadi salah satu pencetus pertama
program pelestarian harimau.
Kemudian Corbett menceritakan tentang
bagaimana dia menemukan harimau betina
dengan hanya mengikuti jejak darah dan kaki dari
korban terbarunya, seorang gadis remaja.
Corbett adalah seorang yang pemberani, tetapi ia
merasa ngeri melihat pemandangan mengerikan
tersebut, Corbett menembak harimau betina di
tahun 1911. Orang-orang setempat sangat lega,
bersyukur dan mereka menganggap Corbett
sebagai seseorang yang suci.
Pada saat itu, tercatat harimau betina ini telah
membunuh 436 orang, dan mungkin bisa lebih
banyak lagi karena banyak korban yang hilang.
Dia merupakan individu pemakan manusia yang
paling produktif dalam Sejarah.
Bukan hanya itu, dia tercatat sebagai makhluk
pembunuh terbanyak dan menyaingi pembunuh
versi manusia. Hanya satu pembunuh versi
manusia yang dikatakan menyaingi harimau
betina Champawat, seorang Hongaria terkenal
bernama Countess Bathory Erzebet yang dikenal
sebagai ‘Tigress dari Csejte’
1. Gustave

Semua pemakan manusia terhebat telah tiada,
kecuali satu. Di Afrika, hidup seekor pemakan
manusia pada zaman kita sekarang, buaya Nil
jantan berukuran enam meter dan berat sekitar
satu ton.
Dia adalah buaya Nil terbesar yang pernah hidup,
serta individu predator terbesar di seluruh benua
Afrika, dan menurut penduduk asli dan Patrice
Faye (seorang naturalis Perancis yang telah
bertahun-tahun mencoba menangkap pemakan
manusia ini), dia telah membunuh lebih dari 300
orang sampai sekarang.
Meski masih hidup dan aktif, buaya yang dijuluki
“ Gustave” oleh Faye telah menjadi legenda.
Bahkan ada sebuah film yg terinspirasi oleh cerita
buaya tersbut.
Penduduk pribumi mengatakan dia membunuh
manusia atas dasar kesenangan, bukan hanya
untuk makanan, dia membunuh beberapa orang
dalam setiap serangan, dan kemudian
menghilang selama berbulan-bulan, atau bahkan
bertahun-tahun, dan muncul lagi ditempat lain
hanya untuk membunuh.
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan atau di
mana ia akan muncul berikutnya. Ia juga
dikatakan memiliki nafsu makan yang
mengerikan, dan rumor mengatakan bahwa ia
membunuh dan melahap sebuah kuda nil jantan
dewasa (binatang yang sangat berbahaya dan
kuat yang paling menghindari buaya).
Tubuh sang buaya membawa bekas luka yang
tak terhitung jumlahnya. Diantaranya luka yg
dibuat oleh pisau, tombak dan bahkan senjata api.
Sebuah bintik hitam di bagian atas kepalanya
adalah satu-satunya bekas luka peluru yang
tersisa dan seharusnya peluru tersebut dapat
mengakhiri ‘pemerintahannya’. Tapi semua
pemburu dan bahkan, sekelompok prajurit
bersenjata telah gagal untuk membunuhnya.
Faye sendiri berusaha untuk menangkap Gustave
dengan membangun perangkap besar di air, tapi,
meskipun buaya itu muncul, dia tidak pernah
mendekati perangkap yang dibuat Faye.
Dia hanya berenang di sekitarnya, ‘seolah-olah
mengejek calon penculiknya’. Dilaporkan
berumur lebih dari 60 tahun, Gustave mungkin
terlalu berpengalaman dan pintar untuk ditipu,
sehingga nampaknya Gustave akan melanjutkan
‘ pemburuannya’ dan mungkin, akan menjadi
pemakan orang yang paling produktif sepanjang
sejarah.
Tidak seperti cara pada zaman harimau betina
Champawat, Patrice Faye tidak lagi ingin
membunuh Gustave. Dia ingin melindungi dia
dari pembalasan manusia dengan menangkap
Gustave hidup-hidup dan menjaga dia di dalam
kandang yang aman.
Faye berharap dapat menyelamatkan nyawa
manusia serta pemakan manusia itu sendiri, dan
mungkin menggunakannya sebagai bibit untuk
membantu pelestarian buaya Nil. Sebuah pagar
telah dibangun di Taman Nasional Ruzizi Burundi,
menunggu moment penangkapan pemakan
manusia terbesar di zaman kita.

0 komentar:

Posting Komentar